Kamis, 24 Oktober 2013

peran guru dalam Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semakin berkembangnya bimbingan dan konseling dalam sebuah lembaga pendidikan membuat banyak orang membahas dan juga ingin mendalami tentang bimbingan dan konseling. Dalam bimbingan dan konseling guru sangat berperan aktif sebagai pembimbing maupun konselor di sekolah penyebab utamanya yaitu perkembangan ilmu dan teknologi dan disertai dengan perkembangan social budaya yang berlangsung dengan deras dewasa ini. Dalam makalah ini saya akan menyajikan berbagai peranan guru dalam menunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, semoga dengan pembahasan yang ada bisa menambah hasanah keilmuan dan bermanfaat bagi pembaca dalam bimbingan dan konseling utamanya. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian bimbingan dan konseling?? 2. Apa saja peran guru dalam bimbingan dan konseling di sekolah? BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING Menurut Jones, Staffire, dan Stewart Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untyk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. Sedangkan pengertian konseling menurut Division of Conseling Psychology adalah suatu proses untuk membantu individu untuk mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi setiap waktu. B. PERANAN GURU DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING Perkembangan ilmu dan teknologi dan disertai dengan perkembangan social budaya yang berlangsung dengan dera dewasa ini, menyebabkan peranan guru menjadi meningkat dari sebagai pengajar menjadi seorang pembimbing ( konselor ). Tugas dan tanggung jawab guru menjadi lebih meningkat terus, yang ke dalamnya termasuk fungsi-fungsi guru sebagai perancang pengajaran ( designer of intruktion ), pengelola pembelajaran (manager of instruction ), pengarah pembelajaran, evaluator of student learning, pembimbing atau konselor, Pelaksana Kurikulum (Uno, 2007 : 22-26 ). a. Guru sebagai Perancang Pembelajaran (Designer Of Intruction ) Guru sebagai Perancang Pembelajaran (Designer Of Intruction ) dituntut untuk memiliki kemampuan untuk merencanakan atau merancang kegiatan belajar mengajar secara efektif adan efisien. Untuk itu, seorang guru harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang prinsip-prinsip belajar sebagai suatu landasan dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar pihak Departemen Pendidikan nasional telah memprogram bahan pembelajaran yang harus diberikan guru kepada peserta didik pada suatu waktu tertentu. Di sisni guru dituntut untuk berperan aktif dalam merencanakan PBM tersebut dengan memperhatikan berbagai komponen dalam system pembelajaran yang meliputi : 1. Membuat dan merumuskan TIK 2. Menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas, perkembangan ilmu, kebutuhan dan kemampuan siswa, komprehensif, dan fungsional efektif. 3. Merancang metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa. 4. Menyediakan sumber belajar, dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dalam pengajaran. 5. Media, dlam ini guru berperan sebagai mediator dengan memerhatikan relevansi ( seperti juga materi ), efektif dan efisien, kesesuaian dengan metode, serta pertimbangan praktif. Jadi, dengan waktu yang sedikit atau terbatas tersebut, guru dapat merancang dan memrpersiapkan semua komponen agar berjalan dengan efektif dan efisien. Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang prinsip-prinsip belajar, sebagai landasan dari pernecanaan. b. Guru sebagai Pengelola Pembelajaran ( Manager of Intruction ) Guru sebagai Pengelola Pembelajaran ( Manager of Intruction ) dituntut untuk memiliki kemampuan untuk mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dalam menciptakan kondisi-kondisi belajar sedimikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas bagi bermacam = macam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar. Serta membantu siswa dalam untuk dalam membimbing pengalaman sehari-hari kea rah pengenalan dan tingkah laku dan kepribadiannya sendiri. Sebagai manager, guru hendaknya mampu mempergunakan pengetahuan tentang teori belajar mengajar dan teori perkembangan hingga memungkinkan untuk menciptakan situasi belajar yang baik mengendalikan pelaksanaan pengajaran dan pencapaian tujuan. c. Guru sebagai Pengarah Pembelajaran Hendaknya guru senantiasa menimbulkan, memelihara dan meningkatkan motivasi pesert didik untuk belajar. Dalam hubungan ini, guru mempunyai fungsi sebagai motivator dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi adalah sebagai berikut : 1. Membangkitkan dorongan siswa untuk belajar. 2. Menjelaskan secara konkret, apa yang dapat dilakukan di akhir pelajaran. 3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat merangsang pencapaian prestasi yang lebih baik di kemudian hari. 4. Membentuk kebiasan belajar yang baik. Pendekatan yang dipergunakan oleh guru dalam hal ini adalah pendekatan yang dipergunakan oleh guru dalam hal ini adlah pendekatan pribadi, dimana guru dapat menegnal dan memahami secara lebih mendalam hingga dapat membantu dalam keseluruhan PBM, atau dengan kata lain, guru berfungsi sebagai pembimbing. Sebagai pembimbing dalam PBM, guru diharapkan mampu untuk: 1) Mengenal dan memahami setiap peserta didik, baik secara individu maupun secara kelompok. 2) Membantu setiap peserta didik dalam mengatasi masalah pribadi yang dihadapinya. 3) Memberikan kesempatan yang memadai agar tiap peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan pribadinya. 4) Mengetahui keberhasilan Rancangan Acara Pembelajar dan langkah kegiatan yang telah dilakukannya. Untuk itu, guru hendaknya memahami prinsip-prinsip bimbingan dan penerapannya dalam proses pembelajaran. d. Guru sebagai Evaluator ( Evaluator Of Student Learning ) Sedangkan guru dengan fungsinya sebagai Evaluator Of Student Learning, dituntut untuk secara terus menerus mengikuti hasil-hasil (prestasi) belajar yang telah dicapai peserta didiknya dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui cara ini merupakan umpan balik terhadap proses kegiatan belajar mengajar, yang selanjutnya akan dijadikan titik tolak untuk menyempurnakan serta meningkatkan proses belajar mengajar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal. Tujuan utama penilaian adalah untuk melihat tingkat keberhasilan, efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. Selain itu, untuk mengetahui kedudukan peserta dalam kelas ataupun kelompoknya. Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar peserta didik, guru hendaknya secara terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dari waktu ke waktu. Evaluasi yang diperoleh dari ini akan menjadi umpan balik terhadap proses pembelajaran. Umpan balik akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian, proses pembelajaran akan terus menerus ditingkatkan agar memperoleh hasil yang optimal. e. Guru sebagai Pelaksana Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang akan di dapat oleh peserta didik selama ia mengikti suatu proses pendidikan. Secara resmi kurikulum sebenarnya merupakan sesuatu yang diidealisasikan atau dicita-citakan. Keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat bergantung pada factor kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru. Artinya, guru adalah orang yang bertanggungjawab dalam upaya mewujudkan segala sesuatu yang telah tertuang dalam suatu kurikulum resmi. Bahkan pandangan mutahir menyatakan bahwa meskipun suatu kurikulum itu bagus, namun berhasil atau gagalnya kurikulum tersebut pada akhirnya terletak pada pribadi guru. Untuk pernyataan tersebut terdapat beberapa alas an, yaitu : 1. Guru adalah pelaksana langsung dari kurikulum di suatu kelas. 2. Gurulah yang bertugas mengembangkan kurikulum pada tingkat pembelajaran, karena ia melakukan tugas sebagai berikut : a. Menganalisis tujuan berdasarkan apa yang tertuang dalam kurikulum resmi. b. Mengembangakan alat evaluasi berdasarkan tujuan. c. Merumuskan bahan sesuai dengan isi kurikulum. d. Merumuskan bentuk kegiatan belajar yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik dalam melaksanakan yang telah diprogramkan. 3. Gurulah yang langsung menghadapi berbagai permasalahan yang muncul sehubungan dengan pelaksanaan kurikulum di kelas. 4. Tugas gurulah yang mencarikan upaya memecahkan segala permasalahan yang dihadapi dan melaksanakan upaya itu. Sehubungan dengan pembinaan dan pengembangan kurikulum, permasalahan yang sering muncul dan harus dihadapi oleh guru, yaitu : a) Permasalahan yang berhubungan dengan tujuan dan hasil yang diharapkan dari suatu lembaga pendidikan. b) Permasalahn yang berhubungan dengan isi/materi/bahan pelajaran dan organisasi atau cara pelaksanaan dari kurikulum. c) Permasalaahan dalam hubungannya dnegna proses penyusunan kurikulum dan revisi/perbaikan kurikulum. Sedangkan peranan guru dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum secara aktif dapat dijabarkan sebagai berikut. 1) Dalam perencanaan kurikulum Kurikulum di tingkat nasional di rancang dan dirumuskan oleh para pakar dari berbagai bidang disiplin ilmu yang trkait, sedangkan guru guna yang sudah berpengalaman biasanya terlibat untuk memberikan masukan berupa saran, ide, dan/atau tanggapan terhadap kemungkinan pelaksanaanya di sekolah. 2) Dalam pelaksanaan di lapangan 3) Dalam proses penilaian 4) Pengadministrasian 5) Perubahan kurikulum Sebagai kesimpulan dapat dijelaskan bahwa seorang guru haruslah memiliki tanggung jwab untuk mengembangkan kurikulum, selain tugas utamanya sebagai Pembina kurikulum. f. Guru sebagai Pembimbing (Konselor) Guru sebagai pembimbing (konselor), dituntut untuk mengadakan pendekatan bukan saja mengenai pendekatan intruksional akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yang bersifat pribadi (personal approach)dalam setiap proses belajar mengajar langsung. Konselor didorong untuk mencari bukti-bukti atau berusaha agar siwa mengaku bahwa ia telah berbuat sesuatu yang tidak pada tempatnya atau kurang wajar. Oleh karena itu guru harus dipersiapkan agar : 1. Dapat menolong pesrta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul antara peserta didik dengan orang tuanya. 2. Bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungan yang manusiawi dan dapat mempersiapkan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan bermacam-macam manusia. Pada akhirnya, guru akan memerlukan pengertian tentang dirinya sendiri, baik itu motivasi, harapan, prasangka, ataupun keinginannya. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Menurut Jones, Staffire, dan Stewart Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Sedangkan konseling menurut Division of Conseling Psychology adalah suatu proses untuk membantu individu untuk mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi setiap waktu. Peranan Guru Dalam Bimbingan Dan Konseling 1. Guru sebagai penunjang pembelajaran 2. Guru sebagai pengelola pembelajaran 3. Guru sebagai pengarah pembelajaran 4. Guru sebagai evaluator 5. Guru sebagai pelaksana kurikulum 6. Guru sebagai pembimbing ( konselor ) B. PENUTUP Alhamdulillah makalah ini tersusun dengan baik, menjadi harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Dan kami mohom untuk memeberikan kritik dan sarannya apabila menemukan banyak kekurangan dan kesalahan pada makalah kami. DAFTAR PUSTAKA Dewa Ketut sukardi dan Desak P.E Nila Kusmawati.2008.Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta. Rineka Cipta. Priyatno dan Irmananti.1999.Dasar-Dasar Bimbingan dan Konselin

Kamis, 27 Juni 2013

prisma

A. PENGERTIAN DAN UNSUR PRISMA
Prisma adalah bangun ruang yang memiliki bidang alas dan bidang atas yang sejajar dan kongruen (sama), lalu sisi lainnya berbentuk jajar genjang atau persegi panjang yang tegak lurus ataupun tidak tegak lurus terhadap bidang alas dan bidang atasnya. • Titik A, B, C, D, E, dan F adalah titik sudut prisma. • Segitiga ABC adalah alas prisma. • Segitiga DEF adalah atas prisma. • Bidang DEBA, EFCB, FDAC adalah sisi tegak prisma • AD, CF, dan BE adalah rusuk-rusuk tegak prisma
• Diagonal bidang alas adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang tidak bersebelahan pada bidang alas. Contoh : EC, EB, dan AD. • Bidang diagonal adalah bidang yang memuat diagonal bidang alas dan diagonal bidang atas serta keduanya sejajar. Contoh : ECHJ, EBGJ, dan ACHF. • Mempunyai 8 titik sudut, yaitu : Titik A, B, C, D, E, F, G dan H • Mempunyai 12 rusuk , yaitu : Rusuk alas AB, BC, CD dan DA; Rusuk atas EF, FH, GH, dan EG Rusuk tegak EA. FB, HC, dan GD • Mempunyai 8 bidang sisi, yaitu : Sisi alas ABCD ; sisi atas EFGH dan Sisi tegak ABFE, BCHF, CDGH dan ADGE B. SIFAT-SIFAT PRISMA Perhatikan prisma ABC.DEF pada gambar di samping. Secara umum, sifat-sifat prisma adalah sebagai berikut. 1. Prisma memiliki bentuk alas dan atap yang kongruen. Pada gambar terlihat bahwa segitiga ABC dan DEF memiliki ukuran dan bentuk yang sama. 2. Setiap sisi bagian samping prisma berbentuk persegipanjang. Prisma segitiga pada gambar dibatasi oleh tiga persegipanjang di setiap sisi sampingnya, yaitu ABED, BCFE, dan ACFD. 3. Prisma memiliki rusuk tegak. C. LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME PRISMA LUAS PERMUKAAN PRISMA = (2 X LUAS ALAS) + LUAS SELUBUNG Atau LUAS PRISMA = JUMLAH LUAS SISI – SISINYA VOLUME PRISMA = LUAS ALAS X TINGGI PRISMA Misal untuk menghitung volume prisma segitiga, maka menggunakan rumus ; Volume (prisma segitiga) = (1/2 x alas segitiga x tinggi segitiga) x tinggi prisma Sedangkan pada prisma segiempat, maka menggunakan rumus ; Volume (prisma segi empat) = (panjang x lebar) x tinggi prisma D. CONTOH SOAL 1. Volume prisma yang alasnya berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang sisi 6 cm dan tinggi prisma 15 cm adalah... a.135√3 cm3 2. Sebuah prisma tegak, alasnya berbentuk persegi dengan sisi 4 cm. Jika tinggi prisma itu 8 cm. Luas prisma tersebut adalah... a.64 cm2 b. 120 cm2 c.160 cm2 d. 280 cm2

prisma